Museum Sumatera Barat Adityawarman : Sejarah, Koleksi & Harga Tiket

Moeseum.id – Museum Sumatera Barat yang Bernama Museum Adityawarman terletak di Padang, Sumatera Barat, Indonesia.

Sebagai Museum Negeri, Museum Adityawarman secara resmi dikenal sebagai Museum Negeri Sumatera Barat (Museum Negeri Sumatera Barat).

Museum ini menampilkan koleksi etnografi barang-barang yang berkaitan dengan budaya Provinsi Sumatera Barat, khususnya budaya Minangkabau dan Mentawai.

Nah, pada postingan ini kita akan membahas mengenai sejarah, bangungan, koleksi, sampai harga tiket masuk dan jam buka Museum Adityawarman. Yuk simak!

Sejarah Museum Sumatera Barat

museum sumatera barat adityawarman

Ide museum yang didedikasikan untuk kebudayaan Sumatera Barat pertama kali dicetuskan oleh Amir Ali, Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat.

Usulan awalnya adalah untuk membangun “Balai Budaya Minangkabau”. Gagasan itu diajukan kepada Gubernur Sumatera Barat saat itu, Harun Al Rasyid Zain.

Gagasan ini ditanggapi positif oleh otoritas nasional, maka dimulailah pembangunan Museum Negara Provinsi Sumatera Barat.

Konstruksi dimulai pada tahun 1974 di atas sebidang tanah sekitar 2,6 hektar (6,4 hektar). Konstruksi memakan waktu sekitar 3 tahun.

Museum ini diresmikan pada tanggal 16 Maret 1977 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI saat itu, Syarief Thayeb.

Pada tanggal 28 Mei 1979, didirikan Museum Negeri dengan nama ‘Museum Negeri Sumatera Barat’ (Museum Indonesia Negeri Sumatera Barat) dan diberi nama Adityawarman.

Nama Adityawarman berasal dari pendiri dan penguasa Malayapura abad ke-14 di Dataran Tinggi Minangkabau.

Usulan nama Adityawarman pun menuai kontroversi, terutama di kalangan masyarakat Sumbar.

Terlepas dari peran sejarah penting Adityawarman dalam membawa kemuliaan bagi kerajaan Minangkabau dan fakta bahwa ia adalah seorang Minangkabau melalui tatanan matrilineal, afiliasi Adityawarman dengan penguasa Jawa membuatnya kontroversial.

Salah satu contoh kontroversi seputar nama Adityawarman adalah ketika Menteri Pendidikan Mohammad Yamin ingin memberikan nama untuk sebuah universitas di Sumatera Barat.

Namun masyarakat menolak nama tersebut dan mengubahnya menjadi Universitas Andalas pada tahun 1956.

Pada tahun 1975, Gubernur Harun Zain menolak untuk mengizinkan museum itu disebut Museum Adityawarman.

Namun, penolakannya dipatahkan oleh Azwar Anas, penggantinya.

Mengikuti skema otonomi daerah di Indonesia, pada tahun 2001 pengelolaan musium diserahkan kepada Pemerintah Daerah Sumatera Barat, langsung di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat.

Museum ini rusak akibat gempa Padang. Lebih dari 80% koleksi museum hancur.

Bangunan

Museum ini bertempat di sebuah bangunan tradisional Minangkabau yang dikenal sebagai Rumah Gadang.

Dua rangkiang (lumbung padi Minangkabau) mengapit museum di halaman depan.

Koleksi yang Ada di Museum SumBar

Museum ini menyimpan benda-benda bersejarah dan budaya yang terdapat di provinsi Sumatra Barat, khususnya yang berkaitan dengan budaya dan sejarah Minangkabau dan Mentawai.

Pada tahun 2006, museum ini menyimpan 5.781 item.

Koleksi yang paling menonjol di Museum Adityawarman adalah peninggalan dari zaman kerajaan Melayu-Buddha Dharmasraya abad ke-11, misalya, duplikat Prasasti Bhairawa dan Prasasti Amoghapasa (aslinya disimpan di Museum Nasional).

Fasilitas

  • Pengantar Pendidikan Budaya

Banyaknya benda-benda bersejarah yang tersimpan di sana, dapat memberikan pengenalan budaya.

Melalui koleksi yang berjejer rapi di museum, pengunjung bisa melihat satu per satu.

  • Kebersihan Terjaga

Benda-benda bersejarah di museum Adityawarman sudah sangat tua. Namun, kebersihannya sangat terjaga.

Melalui tim kecil yang dibentuk oleh pemerintah untuk menjadi pustakawan, konservator dan pendidik.

Dengan tim kecil itulah yang membuat benda-benda bersejarah terpelihara dengan baik.

  • Kelengkapan

Museum memberikan kepuasan kepada pengunjung melalui atraksi yang ditawarkannya.

Selain beragam budaya, museum ini juga memadukannya dengan miniatur bendi dan gerobak.

Terutama pada bagian bangunan rumah Gadang yang digunakan sebagai pelengkap.

  • Aula Pameran

Museum ini menyediakan ruang pameran yang bisa dikunjungi wisatawan.

Di sana Anda bisa melihat keragaman budaya dan berbagai pernak-pernik masyarakat Minang.

  • Ruang Perpustakaan

Fasilitas ke-5 yang disediakan di museum Adityawarman adalah ruang perpustakaan.

Tempat wisata ini sangat cocok untuk anak sekolah sebagai pengenalan masyarakat Minang.

  • Ruang Penyimpanan Koleksi

Pengunjung bisa masuk dan melihat langsung isi benda-benda di ruang penyimpanan koleksi.

Ruang ini memudahkan pengunjung untuk menemukan banyak informasi. Terutama tentang kehidupan masyarakat Minangkabau.

Harga Tiket Masuk Museum Adityawarman

Harga tiket untuk setiap pengunjung berbeda sesuai dengan kategori pengunjung.

Berikut harga tiket masuk untuk orang dewasa dan anak-anak:

  • Rp 3.000/orang (Untuk Dewasa)
  • Rp 2.000/orang (Untuk Anak-anak)

Jam Operasional Museum SumBar

Museum Sumatera Barat atau Museum Adityawarman beroperasional setiap hari dari Senin hingga Minggu.

Untuk jam operasional, museum buka mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB.

Baca juga:

Nah, itulah pembahasan tentang Museum Negeri Sumatera Barat atau Museum Adityawarman yang bisa kami sampaikan. Semoga bermanfaat.